Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat: Istana Megah yang Masih Hidup

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat: Istana Megah yang Masih Hidup Jelajahi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, istana bersejarah yang masih dihuni keluarga kerajaan Indonesia, dan pelajari sejarah, budaya, dan arsitekturnya yan ...

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Website:kratonjogja.id
Telepon:+62 274 373721

Jam Operasional

  • Senin: Tutup
  • Selasa: 08.30–14.30
  • Rabu: 08.30–14.30
  • Kamis: 08.30–14.30
  • Jumat: 08.30–14.30
  • Sabtu: 08.30–14.30
  • Minggu: 08.30–14.30

Aksesibilitas

  • Pintu masuk khusus pengguna kursi roda
  • Tempat parkir khusus pengguna kursi roda

Anak-anak

  • Cocok untuk anak-anak
Jl. Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
Semua
Terbaru
Video
Bangsal Mandalasana
Museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Tempat umum
Street View & 360°

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Keraton Yogyakarta, adalah istana megah yang berdiri kokoh di jantung Kota Yogyakarta. Dibangun pada abad ke-18 oleh Sultan Hamengkubuwono I, keraton ini merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Yogyakarta dan hingga saat ini masih digunakan sebagai kediaman keluarga kerajaan.

Sejarah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Sejarah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat erat kaitannya dengan sejarah Kerajaan Mataram Islam. Setelah kerajaan ini terpecah, wilayah kekuasaan Kesultanan Yogyakarta ditetapkan oleh Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Keraton ini kemudian dibangun sebagai pusat pemerintahan dan budaya Kesultanan Yogyakarta, yang hingga kini masih memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta.

Arsitektur Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Arsitektur Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan perpaduan unik antara gaya Jawa dan Islam. Kompleks keraton ini terdiri dari berbagai bangunan dengan fungsi yang berbeda-beda, seperti alun-alun, masjid, pendopo, dan kamar-kamar pribadi keluarga kerajaan. Bangunan-bangunan ini dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit, ornamen tradisional, dan warna-warna cerah yang mencerminkan keindahan dan kemegahan budaya Jawa.

Kehidupan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat bukan hanya sekadar bangunan bersejarah, melainkan juga tempat hidup yang aktif. Keluarga kerajaan masih tinggal di keraton ini, dan berbagai kegiatan budaya dan tradisi tetap dijalankan hingga saat ini. Pengunjung dapat menyaksikan berbagai pertunjukan seni tradisional, seperti tari, gamelan, dan wayang kulit, di berbagai tempat di dalam keraton.

Keunikan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Salah satu keunikan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah keberadaan alun-alun yang terletak di depan keraton. Alun-alun ini menjadi ruang publik yang penting bagi masyarakat Yogyakarta dan sering digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti festival budaya, pasar tradisional, dan olahraga.

Cara Menjelajahi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Untuk menjelajahi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, pengunjung dapat mengikuti tur yang dipandu oleh pemandu lokal yang berpengalaman. Tur ini akan membawa pengunjung melewati berbagai bangunan penting di dalam keraton, seperti Bangsal Kencana, Bangsal Prabayeksa, dan Masjid Agung Keraton. Pengunjung juga dapat menyewa pakaian tradisional Jawa untuk merasakan pengalaman berkunjung yang lebih unik.

Lokasi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat terletak di Jalan Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Lokasi keraton ini mudah diakses dengan berbagai moda transportasi, seperti bus, kereta api, dan taksi.

Tips Berkunjung ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Saat berkunjung ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan. Pertama, berpakaian sopan dan menutup aurat. Kedua, hindari penggunaan sepatu hak tinggi atau sepatu yang mudah kotor. Ketiga, hormati tata krama dan aturan yang berlaku di dalam keraton. Keempat, perhatikan waktu berkunjung, karena keraton buka untuk umum pada jam-jam tertentu.

Kesimpulan

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan salah satu situs bersejarah dan budaya terpenting di Indonesia. Kemegahan arsitektur, kekayaan sejarah, dan kehidupan budaya yang masih hidup membuat keraton ini menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Dengan berkunjung ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, pengunjung dapat merasakan langsung warisan budaya dan sejarah Indonesia.

Review

K
  klaudia wungu

Ada beberapa rules yang harus dilakukan saat kesini dan berniat masuk kedalam; salah satunya, gak boleh pakai topi, kerudung/ jilbab/ hijab dan peci boleh, tapi kalau topi, harus kamu lepas ya.. detailnya silakan googling. Lakukan aja, sangat baik menghargai budaya dan juga adat dan peraturan ditempat tertentu.

Masuk kesini senang karena dapat harga turis lokal, jujur capek debat perkara bukan bule kalau ketempat wisata gitu, selalu dapet tiket turis internasyeneeel dan tentu rate HTM beda. Disini sudah bisa bayar pakai Qris juga ya. Senang jadi praktis.

Pas kebetulan Ada pameran abhimantrana senang bisa memperkenalkan budaya ke anak sejak dini melalui pameran ini. Ada beberapa lokasi dan benda tertentu yang tidak bisa difoto. Please yang mau datang dihormati dan dipatuhi ya peraturan yang ada. Kayak slogannya FBI/CIA ‘for your eyes only’ jadi dapat kesan spesial untuk pengunjung luring, yang gakkan didapat pengunjung daring.

Kalau beruntung akan ketemu/ melihat aktivitas prince dan princess yang memang tinggal disini. Banyak tersedia tour guide dengan berbagai bahasa (yang ku dengar sepanjang jalan): bahasa mandarin, inggris, Spain, France, dan Russia. Mungkin masih banyak guide dengan bahasa lainnya.

Will definitely come back soon

klaudia wungu
klaudia wungu
klaudia wungu
klaudia wungu
klaudia wungu
klaudia wungu
klaudia wungu
klaudia wungu
klaudia wungu
klaudia wungu
klaudia wungu
klaudia wungu
klaudia wungu
klaudia wungu

W
  Warren Wessels

Keraton Yogyakarta: A Journey Through Time and Culture
The Keraton, Yogyakarta's beating heart, offers a captivating journey through Javanese history and traditions. As the Sultan's residence and cultural epicenter, this sprawling complex boasts centuries-old architecture, serene courtyards, and a wealth of royal artifacts.
A highlight is the mesmerizing gamelan performance, a symphony of traditional instruments that transports you to another era. Equally fascinating is the building dedicated to restoration and preservation, showcasing meticulous efforts to safeguard historical artifacts. While crowds can swell, the Keraton's cultural richness and historical significance make it an unmissable Yogyakarta experience.

Keraton Yogyakarta: Perjalanan Melalui Waktu dan Budaya
Keraton, jantung Yogyakarta, menawarkan perjalanan menawan melalui sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai kediaman Sultan dan pusat budaya, kompleks luas ini menawarkan arsitektur berusia berabad-abad, halaman yang tenang, dan kekayaan artefak kerajaan.
Sorotan utama adalah pertunjukan gamelan yang memukau, simfoni instrumen tradisional yang membawa Anda ke era lain. Yang tak kalah menarik adalah bangunan yang didedikasikan untuk restorasi dan pelestarian, menunjukkan upaya cermat untuk menjaga artefak bersejarah. Meski keramaian bisa membludak, kekayaan budaya dan nilai sejarah Keraton menjadikannya pengalaman Yogyakarta yang tak boleh dilewatkan.

Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels
Warren Wessels

E
  Emad Karim

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, the Royal Palace of Yogyakarta, is an absolute cultural treasure! The palace complex offers a deep dive into Javanese culture, history, and tradition. The architecture is stunning, with intricate carvings and beautiful pavilions. The museum exhibits provide fascinating insights into the life of the royal family and Yogyakarta's rich heritage. Traditional music and dance performances add to the authentic experience. It's a serene and educational place, perfect for anyone interested in history and culture. A must-visit landmark in Yogyakarta!

Emad Karim
Emad Karim
Emad Karim
Emad Karim
Emad Karim
Emad Karim
Emad Karim
Emad Karim
Emad Karim
Emad Karim

W
  Widi Hastuti

Ke sini pas ada pertunjukan wayang kulit.
Duduk lesehan sambil melihat wayang kulit.
Karena libur sekolah maka pengunjung lumayan ramai.
Tiket masuk 15 k untuk dewasa dan 10 k untuk anak2. Diberi gelang tuk dipakai ketika masuk keraton.
Ayo nguri-uri budaya Jawa. Salah satunya dengan mengunjungi keraton Yogyakarta.

Widi Hastuti
Widi Hastuti
Widi Hastuti
Widi Hastuti
Widi Hastuti
Widi Hastuti

S
  Sulistiyo Utomo

Aroma masa lalunya masih terasa, terutama dengan busana ara abdi dalem serta area halaman keraton yang sampai saat ini teteap berupa tanah. Pertunjukan gamelan juga cukup menarik, dengan kahalusan nada-nada yang dimainkan.
Harga tiket saya rasa cukup murah, sudah sepadan dengan spot-spot yang dipamerkan

Sulistiyo Utomo
Sulistiyo Utomo
Sulistiyo Utomo
Sulistiyo Utomo
Sulistiyo Utomo
Sulistiyo Utomo

E
  ErmaDN

Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Keraton yogyakarta berada di pusat Daerah Istimewa Yogyakarta, Luas Kraton Yogyakarta adalah 14.000 meter persegi. Didalamnya terdapat banyak bangunan-bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal sultan dan keluarganya serta abdi dalem kraton. Di utara terdapat alun-alun utara dan di selatan terdapat alun-alun selatan serta sekitar 10 menit dari kawasan Malioboro.

Kraton Yogyakarta berdiri pada 1755 sebagai hasil dari Perjanjian Giyanti. Kraton Yogyakarta sebagai cikal bakal keberadaan pemukiman di wilayah Yogyakarta meninggalkan jejak-jejak sejarah yang masih dapat kita jumpai sampai saat ini. Kawasan ini merupakan living monument, yang masih hidup dan juga memiliki luas. Hal ini dubuktikan dengan ditetapkannya Kawasan kraton sebagai salah satu kawasan cagar budaya di Yogyakarta berdasar SK Gubernur No. 186/2011 meliputi wilayah dalam benteng Baluwarti (Njeron Benteng), dan sebagian wilayah di Mantrijeron, Mergangsan, Gondomanan, dan Ngampilan. Kemudian pada tahun 2017 terbit Peraturan Gubernur nomor 75/2017 yang menggabungkan kawasan cagar budaya Malioboro dan dalam benteng Kraton (Baluwarti) menjadi satu kawasan yaitu Kawasan Cagar Budaya Kraton, yang membujur dari Tugu sampai Panggung Krapyak.

Kraton sebagai komplek kegiatan budaya dan tempat tinggal Sri Sultan Hamengkubuwono dan keluarganya, tidak semua terbuka untuk umum. Bentuk bangunan terpengaruh model dari Eropa (Portugis, Belanda) dan China. Arsitektur keraton dirancang oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I sekaligus pendiri Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Bangunan pokok dan desain dasar tata ruang dari keraton dan desain dasar lasnkap kota tua Yogyakarta diselesaikan antara tahun 1755-1756.

Keberadaan Malioboro tidak dapat dilepaskan dari berdirinya Kasultanan Ngayoyakarta Hadiningrat sebagai unsur integral dalam tata ruang ibukota kerajaan. Di jalan Malioboro terdapat Kepatihan sebagai pusat pemerintahan sehari-hari dan Pasar Gedhe sebagai pusat perekonomian warga. Keduanya merupakan bagian dari kesatuan tata ruang yang disebut catur gatra tunggal atau catur sagotra. Menurut kosepsi ini terdapat empat elemen penting, yaitu politik (Kraton dan Kepatihan), keagamaan (Masjid Gedhe), ekonomi (Pasar Gedhe), dan sosial (Alun-alun).

Jalan Malioboro dianggap sebagai sumbu filosofis yang menghubungkan Tugu dengan Kraton Yogyakarta. Secara simbolis garis fiosofis tersebut terwujud dalam simpul-simpul berupa Panggung Krapyak-Kraton Yogyakarta-Tugu Golong Giling yang melambagkan konsep ‘sangkan paraning dumadi’ atau ‘asal dan tujuan dari adanya ‘hidup’. Filosofi dari jalan dari Panggung Krapyak menuju Kraton Yogyakarta menggambarkan perjalanan manusia sejak di dalam kandungan, lahir, beranjak dewasa, menikah hingga memiliki anak (sangkaning dumadi). Sedangkan filosofi jalan dari Tugu Golong Giling ke arah selatan menggambarkan perjalanan manusia ketika hendak menghadap san Khalik (paraning dumadi), meninggalkan alam fana dunia menuju alam baka (akhirat).

Kraton Yogyakarta terdiri dari tiga bagian yang terdiri dari komplek depan kraton, kompleks inti kraton dan kompleks belakang kraton. Komplek dean kraton terdiri dari Gladhjak-Pangurakan (Gerbang Utama), Alun-alun Ler, dan Masjid Gedhe . Kawasan komplek inti di Kraton Yogyakarta tersusun dari tujuh rangkaian plataran mulai dari Alun-Alun Utara hingga Alun-Alun Selatan, yaitu Pagelaran dan Sitihinggil Lor, Kamandungan Lor, Srimanganti, Kedhaton, Kemagangan, Kamandungan Kidul, dan Sitihinggil Kidul. Sedangkan kompleks belakang kraton terdiri dari alun-alun kidul dan plengkung nirbaya.

Selain kawasan ndalem kraton, kawasan kraton juga memiliki pontensi situs, bangunan dan tempat bersejarah yang memeliki keunikan pada setiap bangunanya. Beberapa diantaranya adalah Tamansari, dan Museum Sonobudoyo, benteng dan kelengkapannya.

ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN
ErmaDN

F
  Firza Ayubi

Datang di hari minggu jam 9:00 sudah ramai sekali. Ada bbrp pertunjukkan di jam 9:00-11:00 setiap harinya di aula, rekomen utk ditonton.

Area sgt luas, namun tidak byk tanda petunjuk dan petugas yg membantu, pdhl ada bbrp area utk museumnya juga.

Area depan cukup semrawut karena byk pedagang dan minim tempat parkir.

Harga tiket hanya 15rb cocok untuk liburan bersama keluarga.

Firza Ayubi
Firza Ayubi
Firza Ayubi
Firza Ayubi

M
  Muh. Nur Alamsyah

Keraton ini merupakan salah satu destinasi sejarah yang paling wajib dikunjungi saat ke jogja. Kita akan diberikan wawasan yang berharga tentang sejarah kesultanan jogja. Kita juga akan melihat bagaimana budaya dan adat ke Indonesiaannya sangat kental.

Teman-teman pecnta sejarah Indonesia khususnya jogja bisa banget berkunjung ke tempat ini. Biaya tiket hanya 15k.

Saat kesini disarankan pagi yah guys, disini itu jam 14.30 udah siap siap ditutup, jadi disarankan datang lebih awal

Muh. Nur Alamsyah
Muh. Nur Alamsyah
Muh. Nur Alamsyah
Muh. Nur Alamsyah
Muh. Nur Alamsyah
Muh. Nur Alamsyah
Muh. Nur Alamsyah
Muh. Nur Alamsyah
Muh. Nur Alamsyah
Muh. Nur Alamsyah
Muh. Nur Alamsyah

Jam Favorit

  • Minggu
    • 08.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
    • 09.00 Biasanya sedikit ramai
    • 10.00 Sibuk seperti biasanya
    • 11.00 Sibuk seperti biasanya
    • 12.00 Biasanya sedikit ramai
    • 13.00 Biasanya sedikit ramai
    • 14.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
  • Selasa
    • 08.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
    • 09.00 Biasanya sedikit ramai
    • 10.00 Biasanya sedikit ramai
    • 11.00 Biasanya sedikit ramai
    • 12.00 Biasanya sedikit ramai
    • 13.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
    • 14.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
  • Rabu
    • 08.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
    • 09.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
    • 10.00 Biasanya sedikit ramai
    • 11.00 Biasanya sedikit ramai
    • 12.00 Biasanya sedikit ramai
    • 13.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
    • 14.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
  • Kamis
    • 08.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
    • 09.00 Biasanya sedikit ramai
    • 10.00 Biasanya sedikit ramai
    • 11.00 Biasanya sedikit ramai
    • 12.00 Biasanya sedikit ramai
    • 13.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
    • 14.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
  • Jumat
    • 08.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
    • 09.00 Biasanya sedikit ramai
    • 10.00 Biasanya sedikit ramai
    • 11.00 Biasanya sedikit ramai
    • 12.00 Biasanya sedikit ramai
    • 13.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
    • 14.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
  • Sabtu
    • 08.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
    • 09.00 Biasanya sedikit ramai
    • 10.00 Sibuk seperti biasanya
    • 11.00 Sibuk seperti biasanya
    • 12.00 Sibuk seperti biasanya
    • 13.00 Biasanya sedikit ramai
    • 14.00 Biasanya tidak terlalu sibuk
by AI - Gemini

Related

Jelajahi Situs Warungboto: Jejak Sejarah Kerajaan Mataram di Yogyakarta

Jelajahi Situs Warungboto: Jejak Sejarah Kerajaan Mataram di Yogyakarta

Bangunan Bersejarah
Pesanggrahan Rejawinangun: Melihat Jejak Sejarah di Yogyakarta

Pesanggrahan Rejawinangun: Melihat Jejak Sejarah di Yogyakarta

Bangunan Bersejarah
Ndalem Jogonegaran: Menjelajahi Kemegahan Arsitektur Jawa Klasik

Ndalem Jogonegaran: Menjelajahi Kemegahan Arsitektur Jawa Klasik

Bangunan Bersejarah
Monumen Jenderal Sudirman: Menghormati Pahlawan Revolusi di Yogyakarta

Monumen Jenderal Sudirman: Menghormati Pahlawan Revolusi di Yogyakarta

Bangunan Bersejarah
Pendopo Ndalem Notoyudan: Jejak Sejarah dan Budaya di Yogyakarta

Pendopo Ndalem Notoyudan: Jejak Sejarah dan Budaya di Yogyakarta

Bangunan Bersejarah
Tugu Tawangsari: Landmark Bersejarah di Sukoharjo

Tugu Tawangsari: Landmark Bersejarah di Sukoharjo

Bangunan Bersejarah
Monumen Jenderal Sudirman: Simbol Kepahlawanan di Yogyakarta

Monumen Jenderal Sudirman: Simbol Kepahlawanan di Yogyakarta

Bangunan Bersejarah
Monumen Ngejaman Malioboro: Sejarah, Makna, dan Daya Tarik

Monumen Ngejaman Malioboro: Sejarah, Makna, dan Daya Tarik

Bangunan Bersejarah